MANAJEMEN PADA
ASPEK LINGKUNGAN MASYARAKAT
(Management By Environment/Community)
Lingkungan pendidikan adalah segala
sesuatu yang ada dan terjadi di sekeliling proses pendidikan itu berlangsung
yang terdiri dari manusia, binatang, tumbuh-tumbuhan dan benda-benda mati.
Keempat kelompok benda-benda lingkungan itu ikut berperan dalam rangka usaha
setiap siswa/mahasiswa mengembangkan dirinya. Tetapi manajemen pendidikan
menaruh perhatiannya terutama kepada lingkungan yang berwujud manusia yaitu
masyarakat.
Seperti diketahui bahwa tugas
manajemen antara lain ialah mengintegrasikan sumber-sumber pendidikan dan
memanfaatkannya seoptimal mungkin. Namun sumber-sumber pendidikan itu biasanya
secara langsung ditangani oleh guru-guru dalam usaha mereka meningkatkan proses
belajar mengajar masing-masing. Manajer hanya memberi petunjuk-petunjuk umum
saja.
Perhatian manajer terpusat kepada
kelompok manusia atau masyarakat lingkungannya. Sebab hanya masyarakatlah yang
bisa diajak berbicara tentang hal-hal yang menyangkut pendidikan, termasuk
menunjukkan binatang, tumbuh-tumbuhan dan benda-benda mati apa yang ada di
sekitar mereka yang bisa dipakai bahan untuk mengajar. Anggota masyarakat
inilah teman manajer yang bisa diajak merencanakan, mengkoordinasi dan bahkan
dapat ikut mengontrol jalannya pendidikan.
A. MENGAPA MANAJEMEN
PENDIDIKAN MENANGANI MASYARAKAT
Pada beberapa uraian yang lampau dikatakan bahwa
organisasi pendidikan adalah merupakan suatu sistem yang terbuka. Sebagai
sistem terbuka, berarti lembaga pendidikan selalu mengadakan kontak hubungan
dengan lingkungannya yang disebut sebagai suprasistem. Kontak hubungan ini
dibutuhkan untuk menjaga agar sistem atau lembaga itu tidak mudah punah atau
mati.
Hanya sistem terbuka yang memiliki negentropy,
yaitu suatu usaha yang terus-menerus untuk menghalangi kemungkinan terjadinya entropy
atau kepunahan (Immegart, 1972, h. 44). Ini berarti hidup atau matinya sistem
(lembaga pendidikan) itu sebagian terbesar ditentukan oleh usaha lembaga itu
sendiri. Negentropy itu melekat pada mekanisme kerjanya yang selalu
menyangkutkan diri kepada dunia luar sebagai lingkungannya.
Sejalan dengan konsep di atas pemerintah
menyerukan bahwa pendidikan adalah tanggung jawab bersama antara pemerintah,
orang tua dan masyarakat. Seruan ini mengisyaratkan bahwa lembaga pendidikan
hendaknya tidak menutup diri, melainkan selalu mengadakan kontak hubungan
dengan dunia luar yaitu orang tua dan masyarakat sekitar sebagai teman
penanggung jawab pendidikan. Dengan kedua kelompok inilah sekolah/perguruan
tinggi bekerja sama mengatasi problem-problem pendidikan yang muncul dan
memajukannya.
Dengan demikian tampaklah bahwa lembaga pendidikan
itu bukanlah badan yang berdiri sendiri dalam membina pertumbuhan dan
perkembangan putra-putra bangsa, melainkan ia merupakan suatu bagian yang tidak
terpisahkan dari masyarakat yang luas. Ia sebagai sistem terbuka, yang selalu
mengadakan kerja sama dengan warga masyarakat lainnya, secara bersama-sama
membangun di bidang pendidikan. Hal ini sangat mungkin dilakukan sebab masyarakat
sangat sadar akan manfaat pendidikan sebagai modal utama dalam membangun dan
memajukan bangsa termasuk masyarakat/keluarga itu sendiri. Mereka pada umumnya
menaruh perhatian besar terhadap pendidikan putra-putranya
B. HUBUNGAN LEMBAGA
PENDIDIKAN DENGAN MASYARAKAT
Ada hubungan saling memberi dan saling menerima
antara lembaga pendidikan dengan masyarakat sekitarnya. Lembaga pendidikan
merealisasi apa yang dicita-citakan oleh warga masyarakat tentang pengembangan
putra-putra mereka. Hampir tidak ada orang tua siswa/mahasiswa yang mampu
membina sendiri putra-putra mereka untuk dapat bertumbuh dan berkembang secara
total, integratif dan optimal seperti yang dicita-citakan oleh bangsa
Indonesia. Itulah sebabnya lembaga-lembaga pendidikan mengambil alih tugas ini.
Lembaga pendidikan memberikan sesuatu yang sangat berharga kepada masyarakat.
Lembaga pendidikan sesungguhnya melaksanakan
fungsi rangkap terhadap masyarakat yaitu memberi layanan dan sebagai agen
pembaru atau penerang, yang oleh Stoop disebut sebagai fungsi layanan
dan fungsi pemimpin (1981, h. 463 – 464). Dikatakan fungsi layanan karena ia
melayani kebutuhan-kebutuhan masyarakat dan fungsi pemimpin sebab ia memimpin
masyarakatpemimpin sebab ia memimpin masyarakat disertai dengan
penemuan-penemuannya untuk memajukan kehidupan masyarakat.
Itulah yang bisa diberikan oleh lembaga pendidikan
kepada masyarakat. Sebaliknya masyarakat juga memberikan sesuatu yang tidak
kalah pentingnya daripada pemberian lembaga pendidikan kepadanya. Pemberian itu
ialah berupa tanggung jawab bersama. Masyarakat yang terbina dengan baik akan
merasa bahwa lembaga pendidikan itu adalah juga miliknya yaitu milik bersama.
Yang mereka rasa perlu dipelihara, dipertahankan dan dimajukan mirip seperti
memelihara dan memajukan keluarga beserta tempat tinggalnya sendiri. Sebab
tanpa ada lembaga pendidikan mereka yakin bahwa keluarga dan keturunan mereka
mungkin tidak akan bisa hidup maju, enak dan bahagia.
Selanjutnya dengan mengadakan kontak hubungan
dengan masyarakat memudahkan organisasi pendidikan itu menyesuaikan diri dengan
situasi dan kondisi lingkungannya. Lembaga pendidikan lebih mudah menempatkan
dirinya di masyarakat dalam arti dapat diterima sebagai bagian dari milik warga
masyarakat. Lembaga pendidikan dapat mengikuti arus dinamika masyarakat
lingkungannya.
Secara terinci manfaat hubungan lembaga pendidikan dengan masyarakat adalah
sebagai berikut (Made Pidarta, 1986, h. 361).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar